Ujian Hidup Jalan Peluang: BERKAH DOA Seorang IBU
Biografi Muhammad Hasbie Ashshiddiqi

Penulis: Dr. Dedi Sahputra Napitupulu, M.Pd
ISBN: 978-623-0000-00-0
Hal: viii + 148
Ketebalan: 0,8 cm
Stok: Kosong
Sipnosis:
Muhammad Hasbie Ashshiddiqi, selanjutnya dalam tulisan ini disebut dengan Hasbie, lahir di Kelurahan Rantau Laban, dulu orang menyebut Kampung Lalang, Tebing Tinggi, tanggal 31 Juli 1976, beliau merupakan anak dari pasangan Almarhum M. Ramlisyah Damanik dan Ibu Rohani Nasution. Nama tersebut diberikan langsung oleh ayahnya karena terinspirasi dari nama seorang ulama besar yang saat itu sedang populer. Saat itu, ayahnya membaca Al-Qur’an terjemahan Departemen Agama, dimana nama Muhammad Hasbie Ashshiddiqi menjadi salah satu penterjemahnya. Jadi, nama yang diberikan kepada anaknya pun persis dengan nama seorang ulama asal Aceh tersebut. Ayahnya pernah bercerita bahwa Muhammad Hasbie Ashshiddiqi dahulu dikenal sebagai ulama kontroversial. Di antara hal yang sangat kontroversi adalah pendapatnya yang mengatakan bahwa limit waktu musafir adalah sampai seseorang benar-benar telah kembali ke kampung halamannya.
Meskipun ayahnya bermarga Damanik, salah satu marga dari suku Batak Simalungun dan Ibunya Nasution, Marga Batak yang berasal dari Tapanuli Selatan, tetapi pada nama formalnya, Hasbie tidak menyematkan marga Damanik menjadi nama resminya. Ia mengakui karena namanya sudah terlalu panjang. Ia juga mengakui bahwa dirinya tidak bisa bahasa Simalungun maupun bahasa Mandailing, karena ia dibesarkan di lingkungan Melayu dan Jawa. Namun demikian, kalau ada orang yang berbicara dengan kedua bahasa tersebut ia mengerti, tetapi tidak bisa membalas menyahutinya.
No Responses